POPULER

Mendikbudristek Minta Kepala Daerah Mengangkat Guru Penggerak Menjadi Kepsek atau Pengawas

Yuk, Jalan-jalan di Kota Tomohon

Pejabat/ASN & Politik Praktis

Kisah Wurik Muda

SEJARAH

wurik muda

CERITAa legenda tentang sosok Wurik Muda sudah banyak beredar di masyarakat Minahasa. Siapa sebenarnya Wurik Muda ini? Berikut kisahnya, menurut Tonaas Wangko Kolano Minaesaan Tombulu Sulut (MTS), Johny Sondak.

Wurik Muda dalam cerita turun-temurun dari mulut ke mulut dikisahkan sebagai sosok yang suka berganti-ganti wanita cantik dan pintar. Kehidupannya selalu berkelana dari satu kampung ke kampung lain, sehingga Wurik Muda banyak dikenal, apalagi dikalangan gadis-gadis cantik.

Sosok Wurik Muda memang tampan dengan tubuh tinggi besar, pintar berbagai bahasa asing maupun suku-suku di Indonesia lengkap dengan ilmu yang diturunkan ayahnya. Ilmu tersebut, seperti menghilangkan diri, kebal barang tajam, hebat berjudi, menggaet wanita hingga beladiri.

“Ayah Wurik Muda adalah seseorang berkebangsaan Portugis yang bertemu wanita di suatu kampung tua – sekarang namanya, Kinilow -. Wanita kemudian dipersunting, menikah dan melahirkan seorang putera yang diberi nama dalam Bahasa Portugis,” cerita Tonaas Johny Sondak.

Saat Wurik Muda menanjak usia remaja, sang ayah mengajaknya berlayar dengan kapal Portugis menjelajahi dunia. Dari petualangan inilah Wurik Muda banyak mendapatkan ilmu dan mengerti dan fasih berbahasa banyak bahasa asing, selain yang diajarkan ayahnya.

Dalam perantauan mengelilingi dunia, Wurik Muda tumbuh dewasa. Suatu ketika Wurik Muda kembali ke kampung halaman tempatnya lahir, Kinilow, dimana ibunya tinggal

“Sesampai di kampung kelahirannya, Wurik Muda mendapati ibunya yang memang merupakan wanita cantik sudah dipersunting oleh lelaki tetua kampung itu. Lelaki itu disegani karena berilmu tinggi,” kata Tonaas Johny Sondak mengisahkan.

Lelaki sakti yang mengawini ibu Wurik Muda, bernama Wurik Tua.

“Wurik diambil dari nama ayah tirinya. Karena Wurik Muda sendiri ketika lahir diberi nama dengan Bahasa Portugis,” jelas Johny.

Wurik Muda kian dewasa makin menunjukkan keperkasaan dan ketampanannya. Pria pintar yang suka mengenakan topi dan bersepatu serta berpakaian ala Portugis lengkap dengan pedang dipinggang sebelah kiri ini makin digilai para wanita cantik di kampungnya maupun dari luar kampung.

“Ilmu ayah tirinya (Wurik Tua) diturunkan kepada Wurik Muda. Makin dewasa, Wurik Muda kian sering berganti-ganti pasangan yakni gadis-gadis cantik. Kehidupan berkelana tak lepas dari hidupnya. Dimanapun kampung yang dia singgahi dan menginginkan gadis cantik, pasti didapatnya,” kata Johny.

Watak dan perilaku Wurik Muda ini dinilai orang tuanya telah melebihi batas-batas norma. Larang-larangan pun kemudian dibuat bagi Wurik Muda. Namun, Wurik Muda tidak mau dinasehati. Hingga akhirnya hubungan antara ayah dan anak ini renggang dan terjadi perselisihan, kendati Wurik Muda selalu mengalah.

“Keduanya sering kali berbeda pendapat,” kata Johny.

Tabiat Wurik Muda juga mulai tidak diterima saudara-saudara dan teman-temannya. Padahal sebelumnya mereka sangat menyayangi Wurik Muda.

Padahal sebenarnya watak Wurik Muda adalah penurut dan sangat menghormati orang tua maupun para tetua di kampungnya. Dirinya bahkan oleh para tetua kerap dilibatkan dalam permusyawaratan-permusyawaratan kampung.

Wurik Muda kemudian kembali berkelana hingga keluar negeri hingga kurun waktu yang lama.

“Banyak daerah di Indonesia, terutama Pulau Jawa dan negara-negara yang dikunjunginya,” kata Johny.

Karena kepintaran dan kesaktian yang dimilikinya, Wurik Muda mempunyai ajudan dan banyak anak buah sebagai pengawalnya.

“Anak buahnya ini sudah dibekali dengan ilmu oleh Wurik Muda. Namun ilmunya juga diberikan kepada banyak orang lain di tempat yang dikunjunginya,” kata Johny.

Pertapaan dan ritual

Di antara Kampung (Kelurahan) Kinilow dan Kakaskasen, yakni diperbatasan kedua kampung itu – Perkebunan Salugan -, Tonaas Johny Sondak mengatakan, ada sebuah pohon damar yang besar dan rindang. Konon, menurut cerita ini merupakan tempat pertapaan Wurik Muda.

Sementara di wilayah Nawanua Kinaskas atau Kampung Baru Kakaskasen III sekarang, tidak jauh dari pekuburan para leluhur, waruga, – Johny mengatakan, terdapat sebuah batu berbentuk kepala Manguni. Batu ini konon merupakan tempat persinggahan dan peristirahatan dari Wurik Muda ketika melakukan perjalanan ke beberapa wilayah di Minahasa.

Batu berbentuk kepala Manguni ini terletak tidak jauh dari tiga batu yang saling menghadap (watu pahzaruan) – berlokasi di Perkebunan Sarang – wilayah perkampungan Kinaskas atau sekarang disebut Kelurahan Kakaskasen III, Kecamatan Tomohon Utara.

“Tidak jauh dari tempat ini, kira-kira 500 meter ke arah barat terdapat kuburan (waruga) dari Wurik Muda (Wurik Sombor). Di tempat ini sampai sekarang masih banyak para tua-tua di kampung atau para tonaas sering mengadakan ritual adat untuk menghormatinya, selain maksud dan tujuan-tujuan tertentu pula,” kisah Tonaas Johny Sondak.

Artikel ini telah tayang di: https://publikreport.com/blog/2018/09/05/kisah-wuri-muda-wurik-sombor/

Komentar

Populer

Mendikbudristek Minta Kepala Daerah Mengangkat Guru Penggerak Menjadi Kepsek atau Pengawas

Yuk, Jalan-jalan di Kota Tomohon

Pejabat/ASN & Politik Praktis

Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut dari Masa ke Masa

Mari Pesiar ke Tomohon

Kisah Kit Sang, DPRD Tingkat III di Tomohon

Setiap Pemilu Mereka Mengatasnamakan Rakyat