POPULER

Mendikbudristek Minta Kepala Daerah Mengangkat Guru Penggerak Menjadi Kepsek atau Pengawas

Yuk, Jalan-jalan di Kota Tomohon

Pejabat/ASN & Politik Praktis

Wisatawan Asal Ceko: Tomohon Dingin

REPORTASE

wisatawan
Tiga wisatawan asal Negara Ceko, Sabtu 02 Februari 2019, di objek wisata Pinus Lahendong, dengan riang mereka berendam di kolam berendam air panas, bercengkerama sambil foto-foto dan bergurau dengan menggunakan Bahasa Ceko.

TOMOHON, TAMBORMINAHASA - Tiga pemuda wisatawan asal Negara Ceko mengagumi keindahan alam Kota Tomohon.

“Tomohon dingin, brrr…,” ucap salah satu pemuda yang mengaku berasal dari Negara Ceko saat bersua di objek wisata Pinus Lahendong, Sabtu 02 Februari 2019, sore.

Di kawasan wisata Pinus Lahendong yang juga menyediakan tempat permandian air panas ketiga pemuda yang datang tanpa didampingi guide (pemandu wisata) menikmati hamparan pemandangan tanah-tanah belerang, danau buatan dengan asap-asap tipis karena mendidihnya air belerang.

Cuaca hari itu sedang tidak bersahabat, mendung tebal menggelayut dan hujan rintik-rintik terus turun, kemudian mengantar ketiga wisatawan ini menuju salah satu kolam air panas. Kamar-kamar mandi air panas yang tersedia diacuhkan mereka. Ketiganya langsung ke kolam terbuka untuk berendam, sebelumnya melihat-lihat sekitar dan mencoba menyentuh air di kolam, bahkan di area berbahaya.

“Bisa berenang, mandi di sini,” tanya salah seorang dengan tangan bergerak mengisyaratkan hendak berenang dan Bahasa Inggris seadanya, seraya menunjukan tiket masuk yang dibeli mereka dari pengelola tempat itu.

“Silahkan,” jawabku juga dengan Bahasa Inggris apa adanya. Sementara di dekat kami ada beberapa pekerja yang sementara menyelesaikan penambahan kamar mandi air panas dan pekerja yang melakukan penanaman pohon pinus di depan kolam berendam air panas.

Tak segan mereka kemudian menanggalkan pakaian yang dikenakkan, dengan menyisahkan celana pendek turun ke kolam itu, dengan riang mereka berendam, bercengkerama sambil foto-foto, bergurau dengan menggunakan Bahasa Ceko. Sesekali mereka berbincang dengan publikreport.com.

“Di Tomohon kami sudah ke beberapa objek wisata. Kami jalan-jalan saja untuk melihat-lihat. Yaa… Tomohon indah alamnya, masyarakatnya ramah, selalu tersenyum,” tutur mereka.

Keindahan alam yang dimiliki dan banyaknya objek wisata, menurut mereka, seharusnya dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lainnya yang memudahkan pelancong, seperti pusat informasi wisata, brosur dan pamlet.

Agar mereka lebih menikmati hangatnya air panas di bawah rintik-rintik hujan di sekeliling pohon pinus, publikreport.com kemudian pamit. Apalagi, publikreport.com berada di objek wisata itu dengan maksud berendam air panas karena badan yang terasa kurang nyaman dan sudah selesai berendam.

“Terima kasih. Sampai bertemu,” ucap mereka riang.

Perlu Dibenahi

Kawasan wisata Pinus Lahendong yang include dengan permandian air panas dapat dikatakan termasuk dalam objek wisata yang cukup berbahaya.

Berbahaya?!

Ya, karena di sana-sini banyak lumpur-lumpur panas dan air-air yang mendidih. Bagaimana nasib jika orang tercebur, terjerumus ke dalamnya?

Nah, dari pantauan, area-area indah namun berbahaya di objek wisata ini belum dilengkapi tanda-tanda peringatan di mana area yang bisa dimasuki dan tidak. Tanda-tanda peringatan, misalnya ‘Awas Daerah Berbahaya, Dilarang Masuk’, ‘Area Berbahaya, Lumpur Panas’, atau bentuk-bentuk lainnya belum ada. Hal ini untuk menjamin keselamatan pengunjung (wisatawan). Tulisan-tulisan peringatan berbahaya ini sebaiknya dibuat semenarik mungkin agar menyedot perhatian pengunjung.

Dalam kawasan wisata yang indah yang mencakup sekitar 2 hektar terlihat hanya satu papan peringatan dengan tulisan ‘Dilarang Masuk, Area Berbahaya’ yang dibuat (tertulis di papan itu) Universitas Gajah Mada (UGM).

“Sebenarnya ada beberapa papan peringatan yang dibuat dan dipasang UGM dan PT PGE Area Lahendong. Namun, karena terbuat dari besi, papan-papan itu telah rusak, jatuh ke tanah. Semuanya di makan karat,” kata Manajer Objek Wisata Pinus Lahendong, Margitha Kiroh-Legi.

Lahan objek wisata ini, menurut Ita, panggilan akrab Margitha, sebenarnya sangat luas. Namun, yang dioptimalkan baru mencakup 2 hektar.

“Luas sekitar 6-7 hektar. Owner memang masih sementara menata tempat ini,” ungkapnya.

Berita ini telah tayang di: https://publikreport.com/blog/2019/02/02/wisatawan-ceko-tomohon-dingin/

Komentar

Populer

Mendikbudristek Minta Kepala Daerah Mengangkat Guru Penggerak Menjadi Kepsek atau Pengawas

Yuk, Jalan-jalan di Kota Tomohon

Pejabat/ASN & Politik Praktis

Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut dari Masa ke Masa

Mari Pesiar ke Tomohon

Kisah Kit Sang, DPRD Tingkat III di Tomohon

Setiap Pemilu Mereka Mengatasnamakan Rakyat