POPULER

Mendikbudristek Minta Kepala Daerah Mengangkat Guru Penggerak Menjadi Kepsek atau Pengawas

Yuk, Jalan-jalan di Kota Tomohon

Pejabat/ASN & Politik Praktis

Setiap Pemilu Mereka Mengatasnamakan Rakyat

EDITORIAL |

caleg-ilustrasi
Ilustrasi.


Oleh: Donny Turang

Musim kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 disana-sini terpampang baliho-baliho berbagai ukuran, lengkap dengan foto, lambang partai, nomor urut dan jargon para calon legislatif (caleg) maupun calon presiden dan wakil presiden (capres). Rata-rata jargon, adalah mengatasnamakan rakyat, misalnya dengan tulisan ‘siap mengabdi untuk rakyat’, ‘mengemban amanat rakyat’, berjuang untuk rakyat’ dan lain-lain.

Jargon-jargon itu ditulis dengan menggunakan font yang menarik di samping foto yang berukuran sangat besar. Untuk meraup suara sebanyak-banyaknya di daerah pemilihan (dapil) masing-masing, para caleg ini mengatasnamakan rakyat. Mengatasnamakan rakyat ini bukan hanya dipakai caleg pendatang baru (mereka yang baru sekarang menjadi caleg, atau telah berkali-kali menjadi caleg, namun belum terpilih menjadi wakil rakyat di lembaga legislatif), tetapi juga dipakai para caleg incumbent (mereka yang sekarang duduk sebagai wakil rakyat di lembaga legislatif).

Lalu, benarkah mereka akan berjuang untuk rakyat, atau…?

Membuat baliho dan bahan/alat kampanye untuk Pemilu tentunya membutuhkan biaya yang sangat besar. Sementara di sana-sini, rakyat rakyat masih berteriak karena melihat infrastruktur yang rusak, kemiskinan, kekumuhan, orang-orang prasejahtera, dan masalah sosial lainnya. Adakah caleg pendatang baru, maupun caleg incumbent yang benar-benar, sungguh-sungguh, akan berpihak kepada rakyat sebagai jargon yang mereka tulis pada baliho masing-masing.

Mengapa untuk menjadi wakil rakyat di lembaga legislatif mereka tidak berbuat dulu bagi rakyat, dan bagi mereka caleg incumbent seharusnya dapat lebih menonjolkan prestasi selama menjadi wakil rakyat. Ya, apa yang telah dibuat bagi rakyat? Bukankah sebagian besar caleg mempunyai ‘modal’ yang besar ketika bertarung di Pemilu?

Pertanyaan ini tentunya akan dijawab, saya akan berjuang setelah saya terpilih menjadi wakil rakyat di lembaga legislatif (dalam fungsi kontrol, anggaran, membuat undang-undang/peraturan daerah). Nanti setelah terpilih menjadi wakil rakyat. Sementara sebagian rakyat berpikir, ketika mereka duduk nyaman di legislatif, mereka bukan menjadi wakil rakyat, tapi kebanyakan menjadi wakil partai politik melalui fraksi di lembaga rakyat itu.

Kepada caleg incumbent, rakyat juga masih bertanya apa yang telah diperjuangkan? Apakah telah memperjuangkan nasib rakyat secara keseluruhan atau hanya mereka yang memilih sang wakil rakyat yang duduk nyaman di kursi empuk legislatif? Sebenarnya Pemilu yang dilaksanakan lima tahun sekali, oleh rakyat dapat dijadikan ajang evaluasi terhadap para wakil rakyat mereka? Pemilu inilah rakyat kemudian dapat ‘menghukum’ dengan tidak memilih lagi, pilihannya lima tahun sebelumnya. Rakyat juga harus jeli melihat munculnya caleg-caleg baru, apakah benar akan berpihak kepada rakyat, atau hanya membutuhkan rakyat ketika berkampanye pada pesta demokrasi Pemilu.

Menanam dulu, nanti panen kemudian, artinya ketika berkeinginan menjadi wakil rakyat sudah berbuat banyak bagi rakyat, sehingga benar-benar dipercaya rakyat.

Pemilu 2019 ini, rakyat dianjurkan untuk menolak berita hoax, rakyat juga harus cerdas untuk menetapkan pilihan, bukan hanya karena berdasarkan emosional, kekeluargaan, intimidasi atau karena diberikan ‘gizi’ oleh caleg.

Cerita-cerita kecewa karena ternyata menjatuhkan pilihan kepada orang yang salah, banyak terdengar ketika wakil rakyat sudah duduk di lembaga legislatif. So, jadilah pemilih yang cerdas, bukan memilih seseorang karena mendapatkan sembako, rupiah apalagi diintimidasi. Ingat! Pilihan Anda akan berlaku lima tahun ke depan.

Artikel ini telah tayang di: https://publikreport.com/blog/2019/04/12/setiap-pemilu-mereka-mengatasnamakan-rakyat/

Komentar

Populer

Mendikbudristek Minta Kepala Daerah Mengangkat Guru Penggerak Menjadi Kepsek atau Pengawas

Yuk, Jalan-jalan di Kota Tomohon

Pejabat/ASN & Politik Praktis

Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut dari Masa ke Masa

Mari Pesiar ke Tomohon

Kisah Kit Sang, DPRD Tingkat III di Tomohon